Minggu, 26 Desember 2010

WWF: Tiga Spesies Baru Ditemukan di Hutan Borneo Tiap Bulan




Kapanlagi.com - Dalam sepuluh tahun terakhir 361 spesies baru ditemukan di Hutan Borneo atau setara dengan tiga spesies baru ditemukan setiap bulannya.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Direktur World Wild Fund for nature (WWF) Indonesia Mubarik Ahmad pada acara pengumuman spesies baru (karnivora merah) di Jakarta, Selasa (06/12).
"Ada 361 spesies baru ditemukan dalam 10 tahun terakhir dan hingga kini penemuan spesies baru masih terus terjadi. Tidak diragukan lagi Borneo adalah salah satu pusat keragaman hayati yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan," kata Mubarik.
Spesies baru yang berjumlah 361 itu menurut Mubarik terdiri atas 260 serangga, 50 tanaman, 30 ikan air tawar, tujuh katak, enam kadal, lima kepiting, dua ular dan satu kodok.
"Itu belum termasuk sejumlah spesies lain yang telah ditemukan tapi masih dalam penelitian, termasuk didalamnya adalah kelelawar," ujarnya.
WWF juga mencatat, salah satu penemuan spektakular abad ini adalah Mitrephora vittata, satu dari tiga bunga jenis Mitrephora yang ditemukan pada 2000.
Sementara itu dari 260 spesies serangga baru termasuk di dalamnya adalah kumbang (Coleoptera), laba-laba lompat (Aracnida) dan lalat (Diptera).
"Salah satu entomologis Roberto Pace bahkan memberikan kontribusi yang sangat luar biasa dengan menemukan 168 serangga spesies baru dalam kurun waktu lima tahun di mana 30 persen diantaranya ditemukan di Gunung Kinabalu, gunung tertinggi di Borneo," katanya.
Borneo juga dietimasikan memiliki 15 ribu spesies tanaman dan yang dimungkinkan merupakan keragaman tanaman terbesar di dunia.
Estimasi itu berasal dari kenyataan bahwa Lambir Hills National Park (Malaysia Borneo) mempunyai dokumentasi jenis pohon terbanyak di dunia, sekitar 1.175 spesies di lahan seluas 52 hektar.
Oleh karena itu data WWF Indonesia yang menyatakan bahwa sejak 1996, hutan Indonesia berkurang sekitar dua juta hektar per tahunnya atau setengah dari luas Negara Belanda merupakan alarm tanda bahaya.
Menurut Koordinator Nasional Program Heart of Borneo Bambang Supriyanto, data WWF mencatat bahwa dari 1950 hingga 2000, jumlah hutan Indonesia telah berkurang dari 162 juta hektar menjadi sekitar 98 juta hektar.
"Dan yang lebih menakutkan lagi data satelit menunjukan bahwa 56% dari hutan lindung di Kalimantan dipotong antara 1985 dan 2001," katanya.
Menurut dia, sebagian besar hutan tersebut dibersihkan untuk kebutuhan komersial, termasuk diantaranya adalah perkebunan sawit, karet dan produksi pulp kertas.
Hal itu, Bambang menambahkan, juga memicu peningkatan perdagangan satwa liar ilegal, karena penebangan kayu mengakibatkan akses untuk memasuki hutan lindung menjadi semakin mudah.
Heart of Borneo
Untuk menghentikan semua itulah maka WWF mengusulkan program Heart of Borneo untuk melindungi sebagian besar hutan lindung yang terletak di daerah perbatasan.
"Dengan melakukan hal itu sekarang maka kita dapat memastikan Heart of Borneo tetaplah surga bagi satwa yang ada di hutan itu," katanya.
Bambang juga mengatakan, alternatif kehilangan Heart of Borneo merupakan tragedi besar, tidak hanya untuk Indonesia tetapi untuk seluruh Asia dan bahkan dunia.
Menurut Bambang, kawasan Heart of Borneo adalah satu-satunya tempat di Asia Tenggara dimana hutan masih dapat dikonservasi dalam skala yang luas.
"Biodiversiti di hutan itu sangat luar biasa, banyak spesies unik di situ. Di hutan itu jugalah orang-utan, gajah dan badak masih dapat ditemui," katanya.
Jika program tersebut terlaksana maka Heart of Borneo akan berada di wilayah seluas 220 ribu kilometer persegi yang merupakan wilayah tiga negara yaitu Indonesia (60%), Malaysia (39%) dan Brunei Darussalam.
"Ini program yang cukup besar, dengan ini maka ada kesempatan unik untuk menyelamatkan hutan tropis tadah hujan terbesar sekitar 30% dari pulau ketiga terbesar di dunia," ujarnya. (*/lpk)

http://berita.kapanlagi.com/pernik/wwf-tiga-spesies-baru-ditemukan-di-hutan-borneo-tiap-bulan-60ownz6_print.html

Tidak ada komentar: